Sabtu, September 17, 2011

Babak Baru Alfred Riedl, mantan Pelatih Timnas Indonesia

 
 
FEATURES
Sabtu, 17 September 2011 , 03:37:00

Riedl saat seleksi pemain Timnas U-23. Foto: Dok.JPNN/Hendra Eka/Jawa Pos
PSSI memberhentikan Alfred Riedl sebagai pelatih timnas pada 13 Juli lalu. Padahal, kontraknya baru akan berakhir Mei 2012. Lantas, apa langkah Riedl berikutnya?
-------------------
M. ALI MAHRUS, Jakarta
-------------------
Sudah satu minggu ini Alfred Riedl berada di Jakarta. Dia kembali untuk mengemasi barang-barangnya. Setelah itu, pelatih asal Austria itu akan kembali ke negaranya (21/9).

Tugas baru sudah menanti Riedl. Dia dipercaya menjadi direktur teknik timnas Laos. Negeri ini bukan tempat yang asing bagi Riedl. Dia pernah melatih Laos pada musim 2009-2010. Kala itu, tim besutan Riedl mempermalukan timnas U-23 Indonesia dengan skor 2-0 di babak penyisihan grup SEA Games 2009.

Jabatan direktur teknik timnas Laos hanya sementara. Federasi Sepak Bola Laos berencana mengangkat kembali Riedl sebagai pelatih timnas mulai Januari 2012. "Saya dikontrak selama tiga tahun," ungkapnya.

Kehadiran Riedl di Jakarta sempat melahirkan kontroversi. Hal itu terkait dengan pertemuannya dengan beberapa penggawa timnas pada 7 September lalu. Tiga pemain timnas, yakni Bambang Pamungkas, Firman Utina, dan kiper Markus Haris Maulana bertemu dengan Riedl di salah satu mal di Jakarta sehari setelah timnas keok 0-2 dari Bahrain dalam kualifikasi Piala Dunia 2014.

"Itu pertemuan biasa dengan sesama teman. Bukan provokatif," ungkap Riedl." "Pembicaraan kami seperti teman saja. Mereka selalu ada di hati saya. Itu mungkin pertemuan saya yang terakhir dengan mereka," sambung pelatih yang membawa Vietnam ke perempat final Piala Asia 2007 itu.

Kabarnya, pertemuan Riedl dengan tiga pemain pilar timnas itu membuat pengurus PSSI kebakaran jenggot. Bahkan, komisi disiplin (komdis) PSSI berencana memanggil Bambang, Firman, dan Markus untuk dimintai keterangan. Hal itu membuat Riedl kecewa. "Apa salah mereka? Itu hanya pertemuan biasa. Banyak bercandanya," katanya.

Riedl tak peduli dengan kabar yang santer mencuat bahwa beberapa pemain timnas ogah dilatih oleh Wim Rijsbergen. "Itu urusan mereka. Saya tidak mau ikut campur," tegasnya.

Di tengah kondisi sepak bola Indonesia yang amburadul, Riedl masih memiliki penilaian positif. Dia bahkan siap jika sewaktu-waktu mendapat tawaran untuk melatih pasukan Merah Putih. "Jika ada penawaran lebih menarik dan resmi dari pihak luar, termasuk Indonesia, saya akan pikirkan. Segala sesuatu bisa terjadi dalam sepak bola," urainya.

Riedl mengungkapkan, untuk urusan kehidupan pribadi, Laos lebih tenang daripada Jakarta. Tapi, dalam hal tantangan karir dalam sepak bola, Indonesia jauh lebih menarik. "Sepak bola Laos masih dalam taraf mulai berkembang. Tidak bisa berharap banyak untuk memenangi sesuatu di sana. Butuh waktu 10-15 tahun. Tapi, kalau d isini saya sudah bisa bicara target memenangi sesuatu," paparnya.

Riedl menyarankan, Indonesia harus fokus untuk menjadi yang terbaik di Asia Tenggara. Baru setelah itu menapak ke target yang lebih tinggi. Yakni, level Asia dan Dunia.

Riedl memuji kualitas para pemain timnas U-23 yang menurutnya bakal menjadi kekuatan yang diperhitungkan jika digembleng dengan benar. "Saya kira 10 tahun lagi Indonesia bisa bicara di pentas dunia," katanya. (*/ca)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SILAHKAN KOMENTAR?